Profil Pelajar Pancasila

1.      Profil Pelajar Pancasila

Pendidikan memegang peranan penting dalam menguatkan dan mengembangkan profil pelajar pancasila, dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 3, bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi untuk “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak”, atau kompetensi dan karakter. misalnya sedari awal sampai dewasa secara konsisten peserta didik diajarkan untuk mandiri, begitu juga dimensi yang lainnya perlu secara konsisten dan berkesinambungan ditanamkan. Tahap-tahap perkembangan tersebut dibagi menjadi 4 fase sebagai berikut.

Tabel 1 Fase Perkembangan Dimensi Profil Pelajar Pancasila
FaseRentang UsiaJenjang pendidikan pada umumnya
FondasiSampai dengan 5-6 tahunPAUD (terutama jenjang TK)
A6/7 – 9 tahunSD, umumnya kelas 1 – 3
B10 – 12 tahunSD, umumnya kelas 4 – 6
C13-15Umumnya SMP
D16-18Umumnya SMA

Perkembangan setiap dimensi beserta elemen dan sub-elemennya disusun dalam fase-fase tersebut. Elemen dan sub-elemen ini merupakan komponen-komponen penting dari setiap dimensi, dan dinyatakan agar perkembangan setiap dimensinya dari suatu fase ke fase berikutnya menjadi konsisten dan utuh, tanpa ada elemen yang tertinggal. Berikut ini adalah penjelasan untuk setiap dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Aspek-aspek kunci dari beriman, bertakwa dan berakhlak mulia adalah:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia

a)      Akhlak beragama. Pelajar Indonesia mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang.

Pertama, Menyadari dirinya mendapatkan anugerah dari Tuhan yang mempunyai tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Kedua, Menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Dewata dalam perilaku, menjadi landasan dalam pelaksanaan ritual ibadah atau sembahyangnya sepanjang hayat.

Ketiga, Aktif mengikuti acara-acara keagamaan, terus mengeksplorasi guna memahami secara mendalam ajaran, simbol, kesakralan, struktur keagamaan, sejarah, tokoh penting dalam agama dan kepercayaannya serta kontribusinya bagi peradaban dunia.

b) Akhlak pribadi. Akhlak yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri.

Pertama, Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri, orang lain dan lingkungan sekitarnya penting untuk dilakukan. Rasa sayang, hormat, dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, konsisten dengan yang dikatakan dan dipikirkan. Bersikap jujur, adil, rendah hati, serta berperilaku penuh hormat.

Kedua, Berupaya mengembangkan dan mengintropeksi diri menjadi pribadi yang lebih baik. Wujud merawat dirinya senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan aktivitas ibadah agamanya masing-masing.

c) Akhlak kepada manusia. Sebagai anggota masyarakat, pelajar Indonesia menyadari bahwa semua manusia setara di hadapan Tuhan.

Pertama, Akhlak mulianya tercermin pada rasa sayangnya pada diri sendiri dan sesama. Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada.

Kedua, Mengidentifikasi persamaan dan menjadikannya sebagai pemersatu ketika ada perdebatan atau konflik. Mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda, menghargainya, dan menganalisisnya secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri.

Ketiga, Menjadi pelajar yang moderat dalam beragama, menghindari pemahaman keagamaan dan kepercayaan yang eksklusif dan ekstrim, tidak berprasangka buruk, diskriminatif, intoleran, dan menghindarkan kekerasan terhadap yang berbeda ras, kepercayaan, maupun agama.

Keempat, Bertoleransi dan menghormati penganut agama/kepercayaan lain. Menjaga kerukunan hidup sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadahnya masing-masing, tidak memberikan label negatif pada penganut agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun, serta tidak memaksakannya kepada orang lain.

Kelima, Senantiasa berempati dan welas asih kepada orang lain, terutama mereka yang lemah atau tertindas. Selalu berupaya aktif menolong orang yang membutuhkan dan mencarikan solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka. Senantiasa mengapresiasi kelebihan orang lain dan mendukung mereka dalam mengembangkan kelebihan itu.

d) Akhlak kepada alam. Sebagai bagian dari lingkungannya, Pelajar Indonesia mengejawantahkan akhlak mulianya dalam tanggung jawab, rasa sayang dan pedulinya terhadap lingkungan alam sekitar.

Pertama, Menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di antara bagian-bagian dari ekosistem Bumi yang saling mempengaruhi. Mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan.

Kedua, Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga ia menjaga agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Tidak merusak lingkungan alam, mengambil peran untuk menghentikan perilaku pengrusakan lingkungan alam.

Ketiga, Senantiasa reflektif, memikirkan dan membangun kesadaran tentang konsekuensi perilakunya terhadap lingkungan alam. Kesadarannya ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup peduli lingkungan, sehingga ia secara aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungannya.

e) Akhlak bernegara. Pelajar Indonesia memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai serta menyadari perannya sebagai warga negara dengan baik.

Pertama, Menempatkan kemanusiaan, persatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Akhlak pribadinya mendorong Pelajar Indonesia untuk peduli dan membantu sesama, untuk bergotong-royong.

Kedua, Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, sebagai dampak dari akhlak pribadinya dan juga akhlaknya terhadap sesama, untuk kepentingan bersama.

Ketiga, Keimanan dan ketakwaannya juga mendorongnya untuk berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai wujud cinta yang dimilikinya untuk negara.

2. Berkebinekaan Global

Berikut aspek-aspek kunci penjabaran berkebinekaan global:

a) Mengenal dan menghargai budaya. Pelajar Indonesia mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga memposisikan dirinya menjadi anggota kelompok sosial di lingkungannya sampai ke tingkat global.

b) Komunikasi dan interaksi antar budaya. Pelajar Indonesia berkomunikasi dengan budaya yang berbeda secara setara, memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.

c) Reflektif dan tanggung jawab terhadap kebinekaan. Pelajar Indonesia dapat memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda, dengan mempelajari keragaman budaya dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis antar sesama;

d) Berkeadilan sosial. Pelajar Indonesia peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial baik di tingkat lokal sampai tingkat internasional. Percaya kekuatan dan potensi dirinya sebagai modal menguatkan demokrasi, secara aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.

3. Bergotong-royong

Berikut elemen-elemen kunci bergotong-royong:

a) Kolaborasi. Memiliki kemampuan berkolaborasi, yaitu kemampuan untuk bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain.

Pertama, bekerja sama dan melakukan koordinasi demi mencapai tujuan bersama dengan mempertimbangkan keragaman latar belakang setiap anggota kelompok.

Kedua, mampu merumuskan tujuan bersama, menelaah kembali, dan mengevaluasinya selama proses bekerja sama.

Ketiga, Ia juga memiliki kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan mendengar dan menyimak, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif, mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi, dan memberikan umpan-balik secara kritis dan positif.

Keempat, menyadari bahwa ada saling-ketergantungan yang positif antar-orang. Melalui kesadaran ini, memberikan kontribusi optimal untuk meraih tujuan bersama. Menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya semaksimal mungkin dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan anggota lain dalam kelompoknya.

b) Kepedulian. Pelajar Indonesia memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi di lingkungan fisik dan sosial.

Pertama, merespons secara memadai terhadap kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Memiliki persepsi sosial yang baik sehingga memahami orang lain bereaksi tertentu dan melakukan tindakan tertentu.

Kedua, pelajar Indonesia memiliki kesadaran sosial, kemampuan merasakan dan memahami yang dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan orang yang berbeda budaya yang menjadi bagian penting dari kebinekaan global.

Ketiga, kesadaran sosialnya membuatnya memahami dan menghargai lingkungan sosialnya, serta menghasilkan situasi sosial yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan pencapaian tujuan.

c) Berbagi. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima pada kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani kehidupan bersama. Melalui kemampuan ini, mampu dan mau memberi serta menerima hal yang dianggap berharga kepada datau dari teman sebaya, orang-orang di lingkungan sekitarnya, negara dan bangsa. Mengupayakan diri dan kelompoknya untuk memberi hal positif dan berharga kepada orang-orang yang membutuhkan.

4. Mandiri

Berikut elemen-elemen kunci profil mandiri:

  1. Kesadaran diri dan situasi yang dihadapi, senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi, memahami emosi, kelebihan serta keterbatasan dirinya, sehingga dapat mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan. Kesadaran tersebut membantunya dapat menetapkan tujuan belajar yang sesuai dengan kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi belajar yang sesuai, serta mengantisipasi tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi.
  2. Regulasi diri, mampu menjaga keseimbangan pikiran, perasaan, dan perilakunya untuk mencapai sasaran belajar. Menetapkan tujuan belajarnya dan merencanakan strategi belajar yang didasari penilaian kemampuan diri dan tuntutan situasi yang dihadapinya. Aktivitas belajarnya dapat dikendalikan olehnya, menjaga perilaku dan semangat belajar tetap optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mengevaluasi upaya belajar dan hasil belajar yang dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam belajar, tidak mudah menyerah, berusaha mencari strategi atau metode yang lebih baik untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan belajarnya.

5. Bernalar Kritis

Berikut kalimat kunci bernalar kritis:

  1. Memperoleh dan memproses informasi/gagasan dengan baik dan benar. Mampu memproses gagasan dan informasi dengan baik dengan data kualitatif maupun kuantitatif. Memiliki rasa keingintahuan, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan kemauan untuk mengumpulkan data / fakta. Sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat dari berbagai sumber yang relevan dan akurat, dapat memastikan anggapan pribadinya berdasarkan atas data dan fakta yang diperoleh.
  2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran. Menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakannya, melakukan analisis dan evaluasi dari gagasan serta informasi yang diperolehnya. Demikian juga mampu membedakan komponen-komponen pengambilan keputusan, seperti faktor-faktor eksternal, risiko, dan tujuan.
  3. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir. Dapat melakukan refleksi terhadap berpikir ‘metakognitif’ dan berpikir tentang proses berpikir sampai pada suatu simpulan. Menyadari proses berpikirnya dan putusan yang pernah dihasilkannya, perkembangan serta keterbatasan daya pikirnya. Membuat sadar untuk dapat terus mengembangkan kapasitas dirinya melalui proses refleksi, memperbaiki strategi, dan gigih mengujicobakan alternatif solusi ‘Growth Mindset’. Selain itu, ia memiliki kemauan untuk mengubah opini atau keyakinan pribadi tersebut jika memang bertentangan dengan bukti yang ada.

6. Kreatif

Berikut aspek kunci dari kreatif:

  1. Menghasilkan gagasan yang orisinal. Pelajar yang kreatif mampu mencapai gagasan atau ide yang orisinal, dari yang paling sederhana sampai dengan gagasan yang kompleks. Memiliki kemampuan berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada, mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
  2. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, berupa representasi kompleks, gambar, desain, penampilan, output digital, realitas virtual, dan lain sebagainya. Menghasilkan karya dan tindakan didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang dirasakan, dan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, pelajar yang kreatif cenderung berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan tindakan.

2.      Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu

RPP SATU LEMBAR

Sesuai dengan Surat Edaran arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 tahun 2019 tanggal 10 Desember 2019.

78611956_10217316229352175_6197320268310904832_n

dalam slide yang diberi judul “Merdeka Belajar” ada empat ulasan pokok kebijakan Mendikbud:

pertama tentang Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
Kedua tentang Ujian Nasional (UN)
ketiga tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Keempat tentang Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi

terkait dengan kebijakan ketiga yakni tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi guru diharapkan membuatnya sesederhana mungkin, palign tidak memuat tiga aspek: Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Assesment.

Tujuan utama dari penyederhanaan RPP ini adalah untuk meringankan beban guru, namun kemabli fokus dalam proses pembelajaran, meningkatkan pembelajaran dengan melaksanakan loncatan-loncatan yang dapat menggairahkan belajar siswa, menanamkan karakter kepada siswa;

pembelajaran diarahkan untuk mewujudkan pembelajaran HOTS (Hight Order Thinking Skill); mengupayakan proyek-proyek bersama yang melibatkan seluruh siswa dalam kerja sosial, gotong-royong; mewujudkan literasi dan karya-karya nyata yang dapat membangkitkan belajar siswa.

Download Contoh RPP 1 Lembar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu & Budi Pekerti:
CONTOH RPP 1 LEMBAR
Download Ulasan Merdeka Belajar
20191210 Merdeka Belajar_vFINAL2
Download Edaran Menteri terkait dengan RPP:
edaran mendikbud RPP(1) (1)